Ante alat dunia akherat lekan NW. Sai-sai berjase le’ NW me’ syukuri sebab luek dengan celake anak cucune sebab luek kekentan dengan toakne.(Senin 11 Maret ’96)
(
Kamu alat yang utama bagi Nahdlatul Wathan. Kamu semua alat ( pejuang )
dunia akherat asal NW. Siapa pun yang berjasa di NW, kamu harus syukuri
sebab banyak orang yang celaka anak cucunya disebabkan karena tingkah
orang tuanya di masa lalu )
Ante
( kamu anak-anak Ma'had ) alat utame le' NW. Kalimat ini terucap oleh
Maulana Syaikh di hadapan tullab tholibat Ma'had DQH sebagai sebuah
ungkapan rasa cinta dan sayang kepada anak – anak Ma'had sebagai sumber
perjuangan.
Ma'had
sebagai tumpuan harapan terdepan. Dengan Ma'had NW akan maju.
Menyepelekan Ma'had NW akan luntur, karena ruh perjuangan itu ada pada
MDQH yang telah dirintis oleh Maulana Syaikh sebagai tempat mengkader
calon-calon ulama' handal masa depan.
Ma'had
Darul Qur'an Wal-Hadits adalah kecintaan Maulana Syaikh TGKH. M.
Zainuddin abdul Madjid dan maha gurunya Al- Maghfurlah Maulana Syaikh
Hasan Muhammad Al-Masysyat. Bahkan Maulana Syaikh Sayyid Amin Al-Kutbi
menyebutnya dalam syair :
لَهُ تَأَلِيْفٌ كَزَهْرِالرُّبَا
قَدْ ضَمَّتِ الشَّكْلَ اِلَى شَكْلِهِ
فِيْ سَاحَةِ الْعِلْمِ لَهُ مَعْهَدٌ
لاَ يَبْرَحُ الطُّلاَبُ فِيْ ظَلِّهِ
يَنْهَضُ بِالنَّشْءِ اِلَى مُسْتَوَى
بِذَلِكَ ألْمِعْرَاجِ مِنْ قَوْلِهِ
"
Terdapat hasil karya bagaikan sekuntum bunga mawar di lereng gunung
yang harum semerbak yang dapat memayungi bunga yang berbagai macam
warnanya ( ragamnya) untuk membina kader-kader putra bangsa maka
terbinalah Ma'had. Tidak ada tempat orang bernaung dengan
sungguh-sungguh melainkan Ma'had menjadi jenjang menaiki sampai ke
Mustawa dengan mi'raj sebagaimana yang dikatakannya…"
Setiap
pagi Maulana Syaikh memberikan pengajian, keliling Lombok membina ummat
agar tidak larut dengan kesenangan duniawi semata dan lupa kepada
kepentingan akhirat. Ma'had adalah satu-satunya sumber dan bibit da'i
yang diperjuangkan oleh Maulana untuk menggerakkan semangat jihad, mengobarkan api perjuangan yang tak lapuk karena hujan dan panas.
Begitu
besar jasa Maulana Syaikh mendirikan Ma'had DQH. Jasa beliau tidak
boleh terlupakan bagi siapapun yang mengerti kebenaran dan memahami arti
sejarah. Kita sepatutnya bersyukur dan bersyukur, adanya Ma'had
mengangkat dan mengharumkan nama organisasi Nahdlatul Wathan. Pada hari
Ahad, 24 Agustus 1997 Maulana Syaikh pernah mengatakan : " Taokne numpuk kesyukuranku le' Ma'had ".
Safari-safari
Ramadhan yang dilakukan oleh tullab ma'had setiap tahun ke berbagai
pelosok nusantara merupakan buah bukti bentuk perjuangan dan keberanian
tullab Ma'had untuk menjalankan misi dakwahnya. Bahkan tullab Ma'had
banyak yang melanjutkan studinya ke Madrasah Ash-Shaulatiyyah Makkah
Al-Mukarromah tempat dimana Al-Maghfurulah Maulana Syaikh dulu belajar.
Keberhasilan
dan kemajuan ini tidak boleh dilupakan oleh orang tua, anak cucu dan
generasi-generasi penerus perjuangan di masa-masa yang akan datang.
Dalam wasiat Maulana menyebut :
Aduh sayang !
Jangan anakku menutup mata
Tidak peduli bukti yang nyata
Jangan anakku berlagak buta
Sengaja melupa hubungan kita
4. Embe taok muridku si’ bani bebantelan dunia akherat. Luean si mentingang dirikne doang. ( 20 Maret ’96 )
( Manakah muridku yang berani berjuang dunia akhirat/lillahi ta'ala. Lebih banyak yang mementingkan dirinya sendiri )
Bani bebantelan dunia akhirat ( Berani sehidup semati dunia akhirat ).
Guru
adalah orang tua rohani, sedangkan ibu bapak adalah orang tua jasmani (
yang melahirkan kita ). Guru merupakan jalan untuk kita mengerti
bagaimana kekuasaan Allah, bagaimana keagungan Allah, sehingga kita
memahami apa yang seharusnya kita perbuat dan tinggalkan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Seseorang tidak akan memperoleh kesuksesan dan
tidak pula ilmunya dapat bermanfaat apabila ia tidak menghormati gurunya
dan ilmu itu sendiri. Dalam Kitab Ta'limul Muta'allim disebutkan :
ماَ وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلاَّ بِالحْرُْمَةِ وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ وَالتَّعْظِيْمِ .
Artinya : Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengangungkan sesuatu itu, dan gagalnya juga hanya karena tidak mau mengagungkannya.
اَلاَ تَرَى اَنَّ اْلاِانْسَانَ لاَ يَكْفُرُ بِالْمَعْصِيَةِ وَاِنَّمَا يَكْفُرُ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ.
Artinya
: Tidaklah Anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir lantaran
ma'siatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.
Kesalahan
yang terbesar bagi penuntut ilmu apabila ia tidak menghormati gurunya,
tidak menghormati keturunan gurunya, tidak menghormati orang yang
bersangkut paut dengan gurunya.
" Yang paling saya kasihani yang pernah saya ajar tetapi kelakuannya kurang ajar" . Kalimat ini Maulana Syaikh ungkapkan di depan tullab tholibat Ma'had pada hari Senin tanggal 8 September 1997.
Melupakan
atau mementingkan diri sendiri setelah guru membina dan membimbing para
santrinya ke jalan yang benar, tidak sepatutnya dilakukan bagi santri
yang telah terdidik dan terbina, apalagi Maulana Syaikh sering
mengingatkan :
" janganlah lalai janganlah lupa
sekalipun nanda menjadi " bapa"
sumber nikmat perlu dijaga
selama hidup di alam fana
" aduh sayang !
konon ada menjual gurunya
menjual ibu serta bapaknya
menjual NW serta madrasahnya
na'uzubillah apa jadinya…..
" aduh sayang !
kalau anakda ingat ilahi
masakan anakda menggantung diri
kalau anakda berhati murni
masakan lupa ayahda sendiri
Memperjuangkan
Nahdlatul Wathan tidak cukup ketika masih duduk di bangku sekolah atau
perkuliahan. Derap langkah, gelora perjuangan untuk ummat harus tetap
dipegang sampai akhir zaman. Karena setiap warga NW khususnya abituren
telah berjanji dan berbai'at akan tetap memperjuangkan Nahdlatul Wathan sampai akhir zaman. " Sabun kita adalah sabun i'tikad " ( Maulana Syaikh, Kamis, 9 Oktober 1997 )
5.
Sai-sai taok makne wasiat Renungan Masa seluruhnya, sanggup ite ngupa’
iye si’ Pulau Lombok, lagu’ sayang ndekne taok maknane.(Minggu 7 April
’96)
(
Siapa-siapa yang mengetahui makna Wasiat Renungan Masa seluruhnya,
sanggup kita mengupah dia dengan pulau Lombok, akan tetapi sayang tidak
ada yang tahu maknanya )
Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru ini dialamatkan :
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kepada yang tercinta:
1.
Anakku semua abituren/pelajar Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah
Islamiyah ( NWDI ) dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah ( NBDI ).
2. Saudaraku Keluarga Besar Nahdlatul Wathan ( NW ) yang setia
Dengan
segala ketulusan hati Ayahanda sampaikan WASIAT RENUNGAN MASA
PENGALAMAN BARU ini, untuk diamalkan/dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Wasiat ( nasehat) ini adalah cetusan jiwa pengalaman hidup Ayahanda
selama ini dari masa ke masa.
Atas keikhlasan/kesetiaan anakku/saudaraku yang budiman, sebelumnya Ayahanda sampaikan terima kasih.
' WAMAN YUSABIH ABAHU FAMA DZOLAM"
WASSALAM
AYAHANDA AL-MUHIB
TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Pancor Bermi, 9 Dzulhijjah 1401 H/7 Oktober 1981 M
( Kutipan dari Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru hal. : 10 )
Wasiat
Renungan Masa merupakan bukti cinta Maulana Syaikh kepada kita semua,
cinta seorang ulama' kharismatik yang disegani karena keilmuannya.
Keilmuan beliau tidak saja dikagumi oleh teman-teman sekelas beliau,
akan tetapi guru-guru beliau juga sangat mengagumi kejeniusan
Al-Maghfurulah Maulana Syaikh TGKH. Muh. Zainuddin abdul Madjid. Maulana
Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyat, guru besar beliau sangat menyayangi
dan mengagumi beliau. Beliau pernah mengatakan :
مَادَعَوْتُ اِلاَّ وَاَشْرَكْتُ زَيْنَ الدِّيْنِ مَعِى
" Aku tidak akan berdo'a kecuali kalau Zainuddin sudah terlihat jelas di depanku dan bersamaku "
Disamping itu, pernyataan eksplisit lainnya yang menggambarkan hubungan yang sngat dekat antara keduanya adalah :
اَنَا اُحِبُّ مَنْ يُحِبُّكَ وَلاَ اُحِبُّ مَنْ لاَ يُحِبُّكَ
" Aku mencintai setiap orang yang mencintaimu, dan ( begitu pula sebaliknya) aku tidak mencintai orang yang tidak mencintaimu "
Wasiat
Renungan Masa tersebut merupakan pengalaman hidup beliau yang beliau
tuangkan dalam bait-bait syair yang mempunyai makna yang sangat
mendalam. Diksi yang beliau gunakan sangat pas dan menarik, menunjukkan
bahwa beliau seorang sastrawan handal.
Secara
keseluruhan makna Wasiat Renungan Masa sulit dipahami, karena ada makna
rahasia-rahasia yang maksudnya hanya diketahui oleh sesama para auliya'
Allah. Contohnya dalam bait berikut :
" DEWI mengirim sebuah kelapa
tinggi pohonnya lima ribu depa
batu keliling tugasnya menjaga
pulau Lombok selama-lamanya
sangat ajaibnya pengambilan batu
ia berpindah ke sana ke situ
ngembalikannya secara tertentu
diterimakan di atas perahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar